Sabtu, 05 Mei 2012

Pengukuran keberhasilan anak usia toddler dalam belajar menggunakan toilet (Toilet Training)


Posted by : Anna Firdaus

Untuk menilai keberhasilan anak usia toddler ada beberapa criteria yang harus diperhatikan, antara lain :
1. Anak member tahu ketika mau BAK atau BAB
2. Anak tidak BAB atau BAK sembarang tempat
3. Anak bias melakukan personal hygiene setelah BAB atau BAK
4. Anak mampu melepas dan memakai pakaian sendiri
5. Anak tidak mengompol di m`lam hari
6. Anak tidak mengompol di siang hari
7. Anak mampu membersihkan toilet sendiri
8. Anak tidak menahan keinginan BAB atau BAK
9. Anak mampu menggunakan fasilitas toilet

Criteria keberhasilannya ada sebagai berikut :
Dengan menggunakan penilaian sikap skor T.
Nilai sikap positif ; sering : 4, kadang-kadang : 3, jarang : 2, tidak pernah : 1.
Sedangkan nilai sikap negative ;  sering : 1, kadang-kadang : 2, jarang : 3, tidak pernah : 4.

Senin, 31 Januari 2011

KUMPULAN ASKEB

ASKEB - Asma Bronkial
ASKEB - Caput Succedaneum
ASKEB - Kesemutan Pada Jari Kaki
ASKEB - Menometroragia
ASKEB - Sistem Reproduksi
ASKEB -
ASKEB -
ASKEB -
ASKEB -
ASKEB -
ASKEB -
ASKEB -
ASKEB -
ASKEB -
ASKEB -
ASKEB -



Thank ..............

MAKALAH

Anatomi dan Adaptasi Fisik Ibu Hamil
Pada Sistem Berat Badan
Pemerkosaan






Beri komentarnya ya cos biar update ....

Kamis, 26 Agustus 2010

KUMPULAN SATUAN ACARA PENYULUHAN

SAP - PADA IBU NIFAS
SAP - Pendidikan Kesehatan Lingkungan di Rumah
SAP -
SAP -
SAP -
SAP -




SAP -

Beri komentar biar update .......

Rabu, 13 Mei 2009

ALIRAN PSIKOLOGI





Oleh :

Qoriatun

IA / 200811027

S1 KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO

2008 / 2009
TUGAS PSIKOLOGI

MACAM-MACAM ALIRAN PSIKOLOGI

A. ALIRAN PSIKOANALITIK

Aliran psikoanalis secara tegas memperhatikan struktur jiwa manusia, pendiri aliran ini adalah Sigmund Freud. Fokus aliran ini adalah tetalitas kepribadian manusia bukan pada bagian-bagian yang terpisah.

Sebagai pendiri psikoanalisis Freud (1856-1959) mengambil metode Breuer mengenai hipnotis untuk menangani pasiennya, tetapi akhirnya tidak memuaskan dengan hipnotis tersebut, dan menggunakan asosiasi bebas (free association), merupakan perkembangan tehnik dalam psikoanalisis.

v Kesadaran dan ketidaksadaran sebagai aspek kepribadian

Freud berpendapat bahwa kehidupan psikis mengandung dua bagian yaitu kesadaran (the conscious) dan ketidaksadaran (the unconscious). Bagian kesadaran bagaikan permukaan gunung es yang nampak, merupakan bagian kecil dari kepribadian, sedangkan bagian ketidaksadaran (yang ada dibawah permukaan air) mengandung insting-insting yang mendorong semua perilaku manusia.

Menurut aliran ini, perilaku manusia dianggap sebagai hasil interaksi sub sistim dalam kepribadian manusia yaitu :

a. Id yaitu bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia merupakan pusat insting yang bergerak berdasarkan prinsip kesenangan dan kecenderungan memenuhi kebutuhannya bersifat tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan kenyataan. Id adalah tabiat hewani.

b. Ego berfungsi/menjembatani tuntunan id dengan realitas di dunia luar. Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntunan rasional dan realistic. Ego yang menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud rasional, ia bergerak berdasarkan prinsip realitas.

c. Super ego yaitu unsure yang menjadi polisi kepribadian, mewakili suatu yang normative atau ideal, super ego disebut juga sebagai hati nurani, merupakan internalisasi dari norma-norma sosial dan Kultur masyarakat.

v Insting dan kecemasan

Freud mengelompokkan insting menjadi dua kelompok yaitu insting untuk hidup (life instincts) dan insting untuk mati (death instinct), life intincts mencakup lapar, haus seks. Ini merupakan kekuatan yang kreatif dan manifestasi yang disebut libido insting untuk mati (death instinct atau thanocos) merupakan kekuatan destruktif ini dapat ditujukan kepada diri sendiri, menyakiti diri sendiri atau bunuh diri, atau ditujukan keluar sebagai bentuk agresi.

B. ALIRAN BEHAVIORISME

Asumsi dasar dari aliran ini adalah seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar artinya perubahan perilaku organisme adalah akibat pengaruh lingkungan. Behaviorisme mempersoalkan bagaimana perilaku manusia dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan walaupun demikian asumsi yang digunakan oleh aliran behaviorisme aliran ini banyak menentukan perkembangan psikologi.

1. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)

Teori pelaziman klasik

Behaviorisme merupakan aliran dalam psikologi yang timbul sebagai perkembangan dari psikologi pada umumnya para ahli psikologi dalam rumpun behaviorisme meneliti psikologi secara objektif, mereka berpendapat bahwa kesadaran merupakan hal yang dubious. Sesuatu yang tidak dapat diobservasi secara langsung.

Menurut Pavlov aktivitas organisme dapat dibedakan atas :

a. Aktifitas yang bersifat reflektif, yaitu aktifitas organisme yang tidak disadari oleh organisme yang bersangkutan.

b. Aktifitas yang disadari, yaitu aktifitas atas kesadaran organisme yang bersangkutan.

Berkaitan dengan hal tersebut Pavlov sangat memusatkan perhatian pada masalah refleks, karena itu pula psikologi Pavlov sering disebut sebagai psikologi refleks atau psychoreflexology.

2. Edward Lee Thorndike (1874-1949)

Operent

Menurut Thorndike asosiasi antara sense of impression dan impuls to action disebut sebagai koneksi atau connection, yaitu usaha untuk menggabungkan antara kejadian sensoris dengan perilaku. Thorndike menitikberatkan pada aspek fungsional dari perilaku, yaitu bahwa proses mental dan perilaku berkaitan dengan penyesuaian diri organisme terhadap lingkungan karena itu Thorndike diklasifikasikan sebagai behavioris yang fungsional.

Menurut Thorndike dasar dari belajar adalah trial and error atau secara asli disebutnya sebagai learning by selecting and connecting dari eksperimennya Thorndike mengajukan adanya tiga macam hukum yang sering dikenal dengan hukum primer dalam hal belajar yaitu :

a. Hukum kesiapan (the law of readiness)

b. Hukum latihan (the law of exercise)

c. Hukum efek (the law of effect)

Menurut Thorndike yang baik harus adanya kesiapan dari organisme yang bersangkutan. Apabila tidak adanya kesiapan maka hasil belajarnya tidak akan baik. Secara praktis hal tersebut dapat dikemukakan bahwa :

a. Apabila ada organisme adanya kesiapan untuk melakukan suatu aktifitas dan organisme itu dapat melaksanakan kesiapan itu maka organisme tersebut akan mengalami kepuasan.

b. Apabila organisme mempunyai kesiapan untuk melakukan sesuatu aktifitas, tetapi organisme itu tidak dapat melakukannya, maka organisme itu akan mengalami kekecewaan dan frustasi.

c. Apabila organisme itu tidak mempunyai kesiapan untuk melakukan suatu aktifitas, tetapi disuruh melakukannya, maka hal tersebut akan menimbulkan keadaan yang tidak memuaskan.

Hukum yang dikemukakan Thorndike tersebut merupakan hukum belajar yang sampai sekarang masih bertahan sekalipun Thorndike mengadakan revisi mengenai hukumnya tersebut pada tahun 1929 dalam international congress of psychology di New heaven.

3. Burrhus Frederick Skinner (1904-1990)

Teori pelaziman operant

Menurut Skinner perilaku itu merupakan rangkaian perilaku-prilaku yang lebih kecil atau lebih sederhana.

Skinner membedakan perilaku atas :

a. Prilaku yang alami (innate behavior) yaitu perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang jelas perilaku yang bersifat refleksif.

b. Prilaku operan (operant behavior) yaitu perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang tidak diketahui, tetapi semata-mata ditimbulkan oleh organisme itu sendiri.

Berkaitan dengan adanya perilaku yang responden dan perilaku yang operan, maka ada kondisioning responden dan kondisioning operan. Dalam hal ini Skinner ada pada kondisioning operan. Percobaan Skinner tidak jauh berbeda dengan percobaan Thorndike, Skinner menggunakan tikus sebagai hewan coba, sedangkan Thorndike menggunakan kucing sebagai hewan coba.

4. John B. Watson (1878-1958)

Menurut pandangan Watson (behaviorist view), psikologi itu murni merupakan cabang dari ilmu alam (natural science) eksperimental. Tujuannya secara teoretis adalah memprediksi dan mengontrol perilaku. Intropeksi bukanlah merupakan metode yang digunakan yang dipelajari adalah perilaku yang dapat diamati, bukan kesadaran karena merupakan pengertian yang dubious.

Watson mengadakan eksperimen mengenai kondisioning pada anak-anak sebagai akibat pengaruh Pavlov. Salah satu eksperimennya ialah dengan menggunakan bayi sebagai objek coba yang diberikan minuman dari botol. Sebelum minuman botol diberikan lebih dulu dibunyikan bel, dan dalam hal tersebut dilakukan berulang kali, langkah Watson tersebut sampai pada Kesimpulan bahwa pada bayi terbentuk respon kondisi, yaitu dengan bunyi bel sekalipun tidak diberikan minuman dari botol bayi tetap Menunjukkan gerakan mulut seperti mengenyut dot dari botol.

C. ALIRAN EKSISTENSIAL - HUMANISTIK

Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai Bapak Psikologi Humanistik. Gerakan ini merupakan gerakan psikologi yang merasa tidak puas dengan psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan mencari alternative psikologi yang fokusnya adalah manusia dengan ciri-ciri eksistensinya. Gerakan ini kemudian dikenal dengan psikologi humanistic (Misiak dan sexton, 1988).

Lahir sebagai revolusi ketiga atau dikatakan sebagai mazhab ketiga psikologi. Psikologi humanistic melengkapi aspek-aspek dasar dari aliran psikoanalisis dan behaviorisme dengan memasukkan aspek positif yang menentukan seperti cinta, kreativitas, nilai makna dan pertumbuhan pribadi. Psikologi humanistic banyak mengambil penganut psikoanalisis neofreudian. Asumsi dasar ini akan membedakan dengan aliran lain adalah perhatian pada makna kehidupan bahwa manusia bukanlah sekedar pelakon tetapi mencari makna kehidupan.

Selanjutnya konsep yang menjadikan teori aliran psikologi humanistic tiada duanya adalah konsep dari tokoh aliran ini yaitu Abraham Maslow yang menyatakan “studi tentang orang-orang yang mengaktualisasikan dirinya mutlak menjadi fondasi bagi sebuah ilmu psikologis yang lebih semesta (Frank Goble, 1993 : 34)

Kritik-kritik dari psikologis humanistic Menunjukkan perbedaan dan asumsi yang berbeda dengan aliran-aliran lain.

1. Psikologis humanistic tidak mengagungkan metode statistic dan serba rata-rata tetapi melihat pada yang mungkin dan harus ada.

2. Psikologis humanistic tidak berlebihan melakukan penelitian eksperimen pada binatang tetapi pada kodrat manusia beserta sifat-sifat manusia yang positif.

Dengan demikian pendekatan yang dilakukan bersifat multi displiner lebih luar lagi menyeluruh terhadap masalah-masalah umat manusia. Salah satu teori ini adalah teori Maslow tentang “Hirarkhi kebutuhan manusia”. Teori ini menyatakan bahwa manusia akan dapat mengaktualisasikan diri dan percaya diri, manakala kebutuhan akan makanan, kesehatan, rasa aman, dan diterima dalam suatu kelompok.

D. ALIRAN GESTALT

Max Wertheimer (1880-1943) dapat dipandang sebagai pendiri dari psikologi gestalt, tetapi ia bekerja sama dengan dua temannya yaitu Kurt Koffka (1886-1941) dan Wolfgang Kohler (1887-1967) yang keduanya dapat dipandang sebagai the cofounder, ketiga tokoh ini mempunyai pemikiran yang sama atau searah.

Pandangan pokok psikologi gestalt adalah berpusat bahwa apa yang dipersepsi itu merupakan suatu kebulatan, suatu unity atau suatu gestalt. Psikologi gestalt semula memang timbul berkaitan dengan masalah persepsi.

Menurut gestalt baik strukturalisme maupun behaviorisme kedua-duanya melakukan kesalahan yaitu karena mengadakan atau menggunakan reductionistic approach, keduanya mencoba membagi pokok bahasan menjadi elemen-elemen, strukturalisme Mereduksi perilaku dan berpikir sebagai elemen dasar, sedangkan behaviorisme mereduksi prilaku menjadi kebiasaan (habits), respon berkondisi atau secara umum dapat dikemukakan hubungan stimulus-respon aliran gestalt tidak setuju mengenai reduksi ini.

v Prinsip dasar gestalt

Interaksi antara individu dan lingkungan disebut sebagai perceptual field. Setiap perceptual field memiliki organisasi yang cenderung dipersepsikan oleh manusia sebagai figure and ground. Oleh karena itu kemampuan persepsi ini merupakan fungsi bawaan manusia, bukan skill yang dipelajari. Pengorganiasian ini mempengaruhi makna yang dibentuk.

v Aplikasi prinsip gestalt

a. Belajar

Proses belajar adalah fenomena kognitif apabila individu mengalami proses belajar, terjadi reorganisasi dalam perceptual fieldnya setelah proses belajar terjadi, seseorang dapat memiliki cara pandang baru terhadap suatu problem.

b. Insight

Pemecahan masalah secara jitu yang muncul setelah adanya proses pengujian sebagai dugaan/kemungkinan. Setelah adanya pengalaman insight individu mampu menerapkannya pada problem, sejenis tanpa perlu melalui proses trial-error lagi. Konsep insight ini adalah fenomena penting dalam belajar, ditemukan oleh Koehler dalam eksperimen yang sistematis.

c. Memory

Hasil persepsi terhadap obyek meninggalkan jejak ingatan. Dengan berjalannya waktu, jejak ingatan ini akan berubah pula sejalan dengan prinsip-prinsip organisasional terhadap obyek penerapan prinsip of good form, seringkali muncul dan terbukti secara eksperimental. Secara sosial fenomena ini juga menjelaskan pengaruh gossip/rumor.


DAFTAR PUSTAKA

Bimo, Walgito. Prof. Dr., 1980, Pengantar Psikologi Umum, Andi : Yogyakarta.

www.google.com